I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
1.1.1. Tanaman Bawang Merah (Allium cepa)
Gambar 1. Bawang Merah
Klasifikasi :
Kingdom: Plantae
(Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas: Liliidae
Ordo: Liliales
Famili: Liliaceae (suku bawang-bawangan)
Genus: Allium
Spesies: Allium cepa var. aggregatum L.
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas: Liliidae
Ordo: Liliales
Famili: Liliaceae (suku bawang-bawangan)
Genus: Allium
Spesies: Allium cepa var. aggregatum L.
Bawang merah
(Allium cepa) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang sangat
dibutuhkan oleh manusia. Agar sukses budidaya bawang merah kita dihadapkan dengan
berbagai masalah (resiko) di lapangan. Diantaranya cara budidaya, serangan hama
dan penyakit, kekurangan unsur mikro, dll yang menyebabkan produksi menurun.
Memperhatikan hal tersebut, PT. NATURAL NUSANTARA berupaya membantu
penyelesaian permasalahan tersebut. Salah satunya dengan peningkatan produksi
bawang merah secara kuantitas, kualitas dan kelestarian ( K - 3 ), sehingga
petani dapat berkarya dan berkompetisi di era perdagangan bebas.
1.1.2. Tanaman Terung ( Solanum melongena L )
Gambar 2. Tanaman Terung
Klasifikasi :
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Solanales
Famili: Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus: Solanum
Spesies: Solanum melongena L.
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Solanales
Famili: Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus: Solanum
Spesies: Solanum melongena L.
Prospek budidaya
tanaman terong makin baik untuk dikelola secara intensif dan komersial dalam
skala agribisnis, namun hasil rata-ratanya masih rendah. Hal ini disebabkan
bentuk kultur budidaya yang masih sampingan, belum memadainya informasi teknik
budidaya di tingkat petani.
PT. Natural
Nusantara berusaha memberi alternatife solusi bagaimana teknik budidaya terong
sehingga tercapai peningkatan produksi secara K-3, yaitu Kuantitas, Kualitas
dan Kelestarian lingkungan.
1.1.3. Tanaman Semangka (Citrullus lanatus (Thunb.)
Matsum )
Gambar 3. Semangka
Klasifikasi :
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Dilleniidae
Ordo: Violales
Famili: Cucurbitaceae (suku labu-labuan)
Genus: Citrullus
Spesies: Citrullus lanatus (Thunb.) Matsum.
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Dilleniidae
Ordo: Violales
Famili: Cucurbitaceae (suku labu-labuan)
Genus: Citrullus
Spesies: Citrullus lanatus (Thunb.) Matsum.
Tingkat dan
kualitas produksi semangka di Indonesia masih tergolong rendah. Hal ini
disebabkan antara lain karena tanah yang keras, miskin unsur hara dan hormon,
pemupukan yang tidak berimbang, serangan hama dan penyakit tanaman, pengaruh
cuaca /iklim, serta teknis budidaya petani. PT. Natural Nusantara berupaya
membantu petani dalam peningkatan produksi secara Kuantitas dan Kualitas dengan
tetap memelihara Kelestarian lingkungan (Aspek K-3).
1.1.4. Tanaman Petsai (Brassica chinensis L)
Gambar 4. Petsai
Klasifikasi
:
Divisi : Spermatophyta
Kelas: Angiospermae
Sub Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Papavorales
Famili: Cruciferae atau
Brassicaceae
Genus : Brassica
Spesies: Brassica chinensis
L. atau B.campestris var. Chinensis
Petsai merupakan
tanaman sayuran daun dari keluarga Cruciferae yang memiliki nilai ekonomis
tinggi dan cocok untuk dikembangkan di daerah sub tropis maupun tropis. Petsai
diduga berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur. Tanaman ini telah
dibudidayakan sejak 2.500 tahun yang lalu, kemudian menyebar ke Philipina dan
Taiwan.
1.1.5. Tanaman Buncis (Phaseolus
vulgaris L. )
Gambar 5. Buncis
Klasifikasi :
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus: Phaseolus
Spesies: Phaseolus vulgaris L.
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus: Phaseolus
Spesies: Phaseolus vulgaris L.
Buncis (dari bahasa Belanda, boontjes, Phaseolus
vulgaris L.) merupakan sejenis polong-polongan yang dapat dimakan. Buah, biji,
dan daunnya dimanfaatkan orang sebagai sayuran. Sayuran ini kaya dengan
kandungan protein. Ia dipercaya berasal dari Amerika Tengah dan Amerika
Selatan.
Buncis adalah sayur yang kaya dengan protein dan
vitamin ini membantu menurunkan tekanan darah serta mengawal metabolisme gula
dalam darah dan amat sesuai dimakan oleh mereka yang mengidap penyakit diabetes
atau hipertensi. Kandungan serat dan enzim yang tinggi dapat membantu penurunan
berat badan. Kacang buncis
tumbuh melilit, mempunyai akar tunggang dan sisi yang panjang dan memerlukan
tiang untuk memanjat.
1.2. Tujuan
II.
METODE
PELAKSANAAN
2.1. Waktu dan tempat
2.1.1. Waktu
Waktu Kuliah Lapangan Manajemen Usaha
Tanaman Hortikultura Yaitu dari Minggu 1 – Minggu Ke 13.
2.1.2. Tempat
Di Kebun Percobaan Politani Negeri
Payakumbuh.
2.2. Bahan dan alat
No
|
Bahan
|
Alat
|
1
|
Benih
Kubis/Petsai
|
Cangkul
|
2
|
Benih
Semangka
|
Keranjang
sampah
|
3
|
Curater
3G
|
garu
|
4
|
Pupuk
Kandang
|
Meteran
|
5
|
Bambu
Gelondongan
|
Kored
|
6
|
Jerami
Padi/Karung goni
|
Gembor
|
7
|
Lahan
Persemaian
|
Parang
|
8
|
Daun
Kelapa
|
Palu
|
9
|
Tali
Rafia dan paku
|
Gergaji
|
10
|
Plastik
bumbungan
|
Bambu
atau papan
|
11
|
Benih
buncis
|
Ajir
bambu
|
12
|
Bibit
bawang merah
|
Pisau
|
13
|
Bbibit
terung
|
Timbangan
|
14
|
Bibit
kubis/petsai
|
Seed
bag/ nampan plastik/ember
|
15
|
Bibit
semangka
|
tugal
|
16
|
Kantong
plastik
|
Knapsack
sprayer/ hand sprayer
|
17
|
Pupuk
urea, SP-36 dan KCL
|
Sigmat/jangka
sorong
|
18
|
Tanaman
dilapangan
|
Gunting
stek
|
19
|
Fungisida
Dithane M-45
|
Timbangan
|
20
|
Insektisida
|
Spidol
permanen
|
21
|
Curacron
50 EC atau Tiodan
|
Kantong
kresek
|
22
|
Tanaman
yang sudah kriteria panen
|
|
23
|
Ketiding
bambu
|
|
24
|
Ember
|
|
25
|
Karung
|
|
26
|
Kertas
koran
|
|
27
|
Karet,
dll
|
2.3.
Pelaksanaan
2.3.1.
Persemaian
2.3.1.1.
Persemaian Langsung Pada Bumbungan
v Rendam
benih dengan air selama satu hari, kemudian dimasukan kedalam kain yang sudah
dibasahi dan ditempatkan diruangan gelap
selama 2-3 hari. Siram benih setiap hari agar tidak kering.
v Siapkan
media semai berupa campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1
dimana sebelumnya tanah dan pupuk kandang sudah digemburkan, dihaluskan, dan
dibersihkan dari kotoran ataupun tanaman lainnya. Campur media sampai merata.
v Isikan
media kedalam wadah bumbungan (plastik, daun pisang, potongan , paralon, potongan
bambu, dll). Ukuran bumbungan yang umumnya digunakan adalah tingginya 7-8 cm,
diameter 6-7 cm.
v Susun
wadah bumbungan yang sudah disi media tanam, dibawah naungan persemaian secara
teratur dan siram media sampai lembab.
v Semaikan
benih yang sudah disiapkan pada media bumbungan, satu benih untuk bumbungan.
Penyemaian benih dilakukan dengan cara membuat lubang kecil pada bumbungan,
semaikan benih didalamnya lalu ditutup dengan selapis tanah halus.
v Lakukan
pemeliharaan benih terutama penyiraman setiap hari (pagi atau sore hari),
penyiangan danengendalian hama serta penyakit sampai bibit bisa dpindahkan ke
lapangan.
2.3.2.
Penyiapan lahan tanam
v Tanah
untuk budidaya sayuran dan tanaman buah semusim diolah sebanyak 3 kali, pertama
dengan traktor, kedua dengan garu, dan terakhir dibuat bedengan-bedengan. Pengolahan tanah I dan II ( mentraktor dan
menggaru dilakukan oleh UPT Farm Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh ).
v Lakukan pengolahan tanah ketiga yaitu membuat
bedengan. Ukur lahan yang akan diolah
yaitu dengan ukuran 1,0 x 6,0 meter sebanyak 5 ( lima ) bednegan den jarak
antar bedengan 0,5 meter. Bersihkan dan
gemburkan lahan tersebut kemudian naikkan tanah antar bedengan keatas bedengan.
v Ratakan tanah pada permukaan bedengan dan
bersihkan dari gulma dan sisa-sisa tanaman yang masih tertinggal.
v Kalau derajad keasaman tanah rendah ( pH <
6 ) tambahkan kapur untuk menaikkan pH tanahnya.
v Tambahkan pupuk organik yang sudah matang pada
permukaan bedengan dengan dosis 20 ton/ha ( 2Kg/m2 ) lalu diaduk
rata dengan tanah.
v Ratakan kembali permukaan bedengan dan
perbaiki saluran draenase sehingga saluran draenase tersebut dapat berfungsi
sebagaimana mestinya ( sesuai dengan kemiringan lahan ).
v Hitung dan catat waktu yang dipergunakan untuk
penyiapan lahan tanaman ini dari awal sampai akhir.
2.3.3.
Penanaman
v Penanaman Buah Semusim ( Semangka )
o Ratakan
permukaan bedengan denga garu sambil membersihkan permukaan bedengan dari
sisa-sisa tanaman dan gulma serta sekaligus meratakan pencampuran pupuk kandang
pada bedengan.
o Siram
bedengan sampai lembab jika tanahnya kering.
o Buat
lubang tanam dengan jarak (75-80) cm x 100 cm pada bedengan yang sudah
disiapkan.
o Tambahkan
bibit pada lubang tanam yang sudah disiapkan, satu bibit per lubang tanam dan
sebelum bibit ditanam, plastik bumbungan dilepas secara hati-hati agar media
semai tidak pecah.
o Padatkan
tanah disekitar perakaran dengan cara menekan tanah condong kearah akar dan
lakukan penyiraman.
o Hitung
waktu yang diperlukan untuk penanaman semangka diatas.
v Penanaman Buncis
o
Ratakan permukaan bedengan dengan garu
sambil membersihkan permukaan bedengan dari sisa-sisa tanaman dan gulma serta
sekaligus meratakan pencampuran pupuk kandang.
o
Seleksi benih dengan cara memilih benih
yang berbentuk dan ukurannya normal, tidak kisut, dan tidak terserang hama dan
penyakit.
o
Buat lubang tanam dengan tugal dengan
jarak tanam ( 25 x 60 ) cm sedalam 2 – 3 cm, tanamkan dua benih pada
masing-masing lubang tanam, lalu ditutup dengan tanah tipis.
o
Timbang pupuk dengan dosis 60 gram
Urea/6 m2, 120 gram TSP/6 m2, 60 gram KCL/6 m2. Urea hanya diberikan ½ dosis pada waktu tanam
dan ½ dosis lagi diberikan sebagai pupuk susulan pada umur 3 minggu setelah
tanam.
o
Buat alur pupuk dikiri dan kanan tanaman
dengan jarak 5 -7 cm dari alur tanam, sebarkan pupuk secara merata pada alur
tanam, dan tutup kembali dengan tanah.
o
Lakukan penyiraman pada pagi atau sore
hari jika hari tidak hujan.
o
Hitung waktu yang diperlukan untuk
penanaman buncis diatas.
v Penanaman
Bawang Merah
o
Ratakan permukaan bedengan dengan garu
sambil membersihkan permukaan bedengan dari sisa-sisa tanaman dan gulma serta
sekaligus meratakan pencampuran pupuk kandang.
o
Bersihkan bibit bawang merah dan potong
ujung umbi bibit setinggi ¼ - 1/5 tinggi bibit, kering anginkan, kemudian
rendam dalam larutan fungisida (Dithane M-45 dosis 2 gram/liter) selama 30
menit.
o
Buat larikan (alur tanam) dengan jarak
(20 x 20) cm.
o
Tanam bibit bawang merah pada alur
tanam, dan berkas potongan bibit berada diatas permukaan tanah. Padatkan pangkal bibit agar menyatu dengan
tanah.
o
Timbang pupuk dengan dosis 240 gram
Urea/6 m2, 120 gram TSP/6 m2, 60 gram KCL/6 m2. Urea hanya diberikan ½ dosis pada waktu tanam
dan ½ dosis lagi diberikan sebagai pupuk susulan pada umur 3 minggu setelah
tanam.
o
Buat alur pupuk dikiri dan kanan tanaman
dengan jarak 5 -7 cm dari alur tanam, sebarkan pupuk secara merata pada alur
tanam, dan tutup kembali dengan tanah.
o
Hitung waktu yang diperlukan untuk
penanaman bawang diatas.
v Penanaman
Terung
o
Buat lubang tanam seukuran mata cangkul
dengan jarak (60 x 50) cm.
o
Berikan pupuk kandang pada masing-masing
lobang tanam denga dosis ± ½ kg / lubang tanam dan aduk rata dengan tanah
disekitar lubang tanam.
o
Ratakan kembali permukaan tanah dan buat
lubang kecil seukuran bumbungan bibit.
o
Lepaskan wadah bumbungan dengan
hati-hati dan usahakan media bumbungan tidak pecah, lalu tanam bibita pada
lubang taam yang sudah disediakan sampai batas leher akar, tekan tanah condong
kearah akar.
o
Berikan pupuk buatan secara melingkar
dengan dosis 60 Urea/ 6 m2, 120 TSP/ 6 m2, 60 KCL/ 6 m2,
dan tutup pupuk dengan tanah.
o
Hitung waktu yang diperlukan untuk
penanaman Terung diatas.
v Penanam Petsai
o
Buat lubang tanam seukuran mata cangkul
dengan jarak (40 x 30) cm.
o
Berikan pupuk kandang pada masing-masing
lobang tanam denga dosis ± ½ kg / lubang tanam dan aduk rata dengan tanah
disekitar lubang tanam.
o
Ratakan kembali permukaan tanah dan buat
lubang kecil seukuran bumbungan bibit.
o
Lepaskan wadah bumbungan dengan hati-hati
dan usahakan media bumbungan tidak pecah, lalu tanam bibita pada lubang taam
yang sudah disediakan sampai batas leher akar, tekan tanah condong kearah akar.
o
Berikan pupuk buatan secara melingkar
dengan dosis 120 Urea/ 6 m2, 60 TSP/ 6 m2, 30 KCL/ 6 m2,
dan tutup pupuk dengan tanah.
o
Hitung waktu yang diperlukan untuk
penanaman Terung diatas.
2.3.4. Pemeliharaan
Praktek Pertama :
v Penyiraman
Ø Pada
umumnya hortikultura khususnya sayuran membtuhkan banyak air untuk
pertumbuhannya. Untuk itu lakukan
penyiraman setiap hari jika tidak ada hujan atau tergantung pada keadaan tanah.
Ø Jika
tanahnyakering ( jari tidak basah jika ditekan pada tanah ), menandakan
tanahnya kering dan perlu dilakukan penyiraman.
Ø Pada
awal penanaman lakukan penyiraman pada pagi atau sore hari jika hari tidak
hujan.
v Penyulaman
Ø Agar
populasi tanaman dilapangan tidak berkurang akibat adanya benih/bibit yang
tidak tumbuh baik dan normal, lakukan penyulaman paling lambat satu minggu
setelah tanam engan benih/bibit sama dengan penanaman sebelumnya.
Ø Tanaman
yang disulam adalah yang tidak tumbuh/mati, yang tumbuhnya tidak normal, atau
yang terserang oleh hama dan penyakit.
Jika penyulaman terlambat dilakukan (lebih dari satu minggu), biasanya
pertumbuhan terhambat sehingga pertumbuhan tanaman dilapangan menjadi tidak homogen/seragam
yang akan mengakibatka hasil rendah.
v Penyiangan
o
Lakukan penyiangan untuk menghindari
persaingan dengan gulma atau tumbuhan pengganggu
o
Penyiangan pertama dilakukan pada umu
2-3 minggu setelah tanam, penyiangan kedua dilakukan pada umur 4 minggu seteah
tanam.
o
Penyianan dilakukan dengan tangan,
kored, atau cangkul tergantung pada pertumbuhan gulma. Gulma yang sudah disiang dibuang keluar lahan
penanaman.
v Pemupukan
Susulan
·
Pemupukan
pertama biasanya dilakukan pada saat tanam dengan dosis 1/3 -1/2 bagian unsur
nitrogen urea,za,dll) ½ atau keseluruhan unsur phosfor (TSP,SP 36,dll),dan kalium (KCL),tergantung
jenis tanaman yang ditanam.
·
Pemupukan
susulan pertama dilakukan pada umur 2-4 minggu setelah tanam dengan dosis
1/3-1/2 dosis unsur nitrogen dan ½ dosis phosfor,dan ½ dosis KCL.
·
Pemupukan
sususlan kedua adalah dengan memberikan 1/3 dosis nitrogen yang diberikan pada
umur satu – dua bulan setelah tanam.
·
Pupuk
diberikan dengan cara tugal,larikan atau melingkar sekeliling tanaman dengan
jarak 7-10 cm dari pangkal batang dan dalam larikan pupuk 7-10 cm.setelah pupuk
diberikan,larikan pupuk ditutup kembali dengan tanah.
·
Dosis pupuk
untuk masing-masing komoditas adalah sebagai berikut (kwintal/ha).
Komoditas
|
Urea
(Kwintal/ha)
|
TSP
(Kwintal/ha)
|
KCL
(Kwintal/ha)
|
Kubis/petsai
|
2.0
|
1.0
|
0.5
|
Buncis
|
1.0
|
2.0
|
1.0
|
Bawang merah
|
3.0
|
2.0
|
1.0
|
Terung
|
2.0
|
3.0
|
1.0
|
Semangka
|
·
Untuk membantu
pertumbuhan tanaman,bisa juga diberikan pupuk pelengkap cair (PPC) dengan dosis
2-3 gram/liter air yang disemprotkan pada tanaman sesuai dengan anjuran.
v Pembumbunan
·
Setelah
penyiangan lakukan pembumbunan tanaman dengan cara menarik atau menaikkan tanah
pada pangkal batang tanaman.pembumbunan ini sekaligus menimbun akar-akar
adventif yang ada pada pangkal batang sehingga tanaman menjadi kuat tumbuhnya.
·
Sebaiknya
pembumbunan ini dilakukan selesai penyiangan dan pemupukan susulan,sekaligus
bisa menutup pupuk yang telah diberikan.
v Pengendalian
Hama dan Penyakit
·
Sebelum
dilakukan pengendalian hama dan penyakit,perhatikan terlebih dahulu tanamannya
apakah tanaman ada yang terserang,terserang ringan,atau terserang berat.
·
Jika tanaman
terserang ringan,lakukan pengendalian secara manual atau secara mekanis.
·
Jika tanaman
terserang berat oleh hama dan penyakit,lakukan pengendalian dengan menggunakan
insektisida atau fungisida,dimana zat yang digunakan tergantung jenis gangguan pada tanaman.dosis insektisida atau fungisida
yang digunakan sesuai dengan dosis anjuran,dengan interval penyemprotan dua
kali seminggu.dengan demikian,pengendalian hama dan penyakit ini juga harus
dilakukan diluar jam praktikum.
Praktek
Kedua:
Praktek pemeliharaan kedua dilakukan pada umur empat
minggu setelah tanam.kegiatan pemeliharaan yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
v Penyiraman
ü Umumnya tanaman hortikultura khususnya sayuran
membutuhkan banyak air untuk pertumbuhannya.untuk itu lakukan penyiraman setiap
hari jika tidak ada hujan atau tergantung pada keadaan tanah.
ü Jika tanahnya kering (jari tidak basah jika
ditekankan pada tanah),menandakan tanahnya kering dan perlu lakukan penyiraman.
ü Pada awal pertumbuhan tanaman,lakukan penyiraman
pada pagi atau sore hari jika tidak hujan.
v Penyiangan
ü Lakukan penyiangan untuk menghindari persaingan
dengan gulma atau tumbuhan pengganggu.
ü Penyiangan kedua dilakukan pada umur 4 minggu
setelah tanam.
ü Penyiangan dilakukan dengan tangan,kored,atau
cangkul tergantung pada pertumbuhan gulma.gulma yang sudah disiang dibuang
keluar lahan penanaman
v Pemupukan
Susulan
ü Pemupukan susulan kedua yang dilakukan adalah
pemberian pupuk nitrogen dengan dosis 1/3 dosis anjuran.
ü Pupuk diberikan dengan cara tugal,larikan atau
melingkar sekeliling tanaman dengan jarak 7-10 cm dari pangkal batang dan dalam
larikan pupuk 7-10 cm.setelah pupuk diberikan,larikan pupuk ditutup kembali
dengan tanah.
ü Untuk membantu pertumbuhan tanaman,bisa juga
diberikan pupuk pelengkap cair (PPC) dengan dosis 2-3 gram/liter air yang
disemprotkan pada tanaman sesuai dengan anjuran.
ü
v Pembumbunan
ü Setelah penyiangan lakukan pembumbunan tanaman
dengan cara menarik atau menaikkan tanah pada pangkal batang
tanaman.pembumbunan ini sekaligus menimbun akar-akar adventif yang ada pada
pangkal batang sehingga tanaman menjadi kuat tumbuhnya.
ü Sebaiknya pembumbunan ini dilakukan selesai
penyiangan dan pemupukan susulan, sekaligus bisa menutup pupuk yang telah
diberikan.
v Pengendalian
hama dan penyakit
ü Sebelum dilakukan pengendalian hama dan penyakit, perhatikan
terlebih dahulu tanamannya apakah tanaman ada yang terserang, terserang ringan, atau terserang berat.
ü Jika tanaman terserang ringan,lakukan pengendalian
secara manual atau secara mekanis.
ü Jika tanaman terserang berat oleh hama dan penyakit,
lakukan pengendalian dengan menggunakan insektisida atau fungisida, dimana zat
yang digunakan tergantung jenis gangguan
pada tanaman. dosis insektisida dan
fungisida yang digunakan sesuai dengan dosis anjuran, dengan interval
penyemprotan dua kali seminggu. Dengan demikian,
pengendalian hama dan penyakit ini juga harus dilakukan diluar jam praktikum.
v Pengamatan
Pertumbuhan Tanaman
ü Lakukan pengamatan pertumbuhan tanaman sesuai dengan
parameter.
ü Isikan data yang didapat pada tabel pengamatan
sesuai dengan jenis komoditinnya.
ü Analisa data pertumbuhan tanaman yang diperoleh dan
bandingkan dengan literatur yang ada.
2.3.5
Panen dan Pasca Panen
v Bawang
Merah
Ø Penanganan tanaman bawang merah saudara,sudah berapa
persen yang memenuhi kriteria panen.
Ø Lakukan panen dengan cara mencabut tanaman rumpun
demi rumpun,buang tanah yang melekat pada umbi dengan cara digerak-gerakkan
sambil dibantu dengan tanga.
Ø Kumpulkan umbi yang sudah dipanen,ikat beberapa
rumpun umbi menjadi satu ikatan,kemudian gantungkan pada para-para atau dijemur
diatas tikar pandan atau semen.
Ø Keringkan umbi sampai mencapai kadar air 80-85 %
atau mencapai susut bobot 15-20 %.
v Buncis
Ø Lakukan panen polong muda kacang buncis dengan
kriteria panen : Ukuran polong sudah maksimal,polong berwarna hijau dan
belum berserat.
Ø Cara panen dengan memutar bagian pangkal polong
sehingga polong terlepas dari tanamannya.
Ø Kumpulkan polong yang sudah dipanen kemudian timbang
untuk mengetahui bobotnya.
Ø Lakukan panen setiap dua hari sekali diluar jam
praktikum sampai semua buah habis dipanen.
Ø Hitung hasil dengan cara menjumlahkan bobot polong
mulai dari panen pertama sampai panen terakhir.
v Petsai
Ø Lakukan pemanenan petsai dengan cara memotong bagian
di atas tanah dengan pisau yang tajam.lakukan pada tanaman sampel terlebih
dahulu kemudian baru dilakukan pada tanaman lainnya.potong daun-daun yang sudah
tua yang terdapat pada pangkal tangkai dan sisakan beberapa lembar daun untuk
menutupi krop.
Ø Timbang bobot krop tanaman sampel yang sudah
dipanen,catat datanya.
Ø Lakukan panen secara bertahap sampai semua tanaman
habis dipanen.
v Terung
Ø Lakukan pemanenan terung dengan cara memotong atau
mematahkan tangkai buah secara hati-hati.lakukan pada tanaman sampel terlebih
dahulu kemudian baru dilakukan pada tanaman lainnya.tempatkan buah yang sudah
dipanen pada tempat yang teduh.
Ø Timbang bobot tanaman sampel yang sudah
dipanen,catat datanya.
Ø Lakukan panen secara bertahap sampai semua buah
habis dipanen.
v Semangka
Ø Perhatikan buah semangka apakah sudah memperlihatkan
tanda-tanda atau kriteria panen yaitu setelah terjadi perubahan warna pada
buah,batang mulai mengecil dan mengering,dan biasannya tanaman telah
berumur ≥ 70 hari atau tergantung keadaan
tanaman.
Ø Potong tangkai buah sehingga buah terpisah dari
tanamannya.
Ø Timbang bobot masing-masing buah yang sudah
dipanen,kemudian hitung bobot buah rata-rata.
Ø Pisahkan buah berdasarkan berat buah
(grading)sebagai berikut : kelas A : ≥ 4 kg/buah,kelas B : ± 2-4 kg/buah,dan
kelas C : < 2 kg/buah.
Ø Hitung produksi buah semangka perhektar sebagai
berikut : Produksi = populasi/ha x jumlah buah/tanaman x berat buah rata-rata.
III.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
Tabel 1. Hasil
Panen Tanaman Bawang dari praktikum ( KL ) manajemen usaha tanaman hortikultura
:
No
|
Penelitian
|
Sampel..
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
1
|
Tinggi Tanaman (Cm)
|
34
|
42
|
23
|
36
|
35
|
2
|
Jumlah Daun ( Helai )
|
17
|
33
|
18
|
20
|
20
|
3
|
Hasil Panen/6 M2 (Kg)
|
2.9 kg
|
Tabel 2. Hasil
Panen Tanaman Buncis dari praktikum ( KL ) manajemen usaha tanaman hortikultura
:
No
|
Penelitian
|
Sampel..
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
1
|
Tinggi Tanaman (Cm)
|
180
|
185
|
190
|
200
|
195
|
2
|
Jumlah Daun ( Helai )
|
38
|
24
|
26
|
26
|
29
|
3
|
Hasil Panen/6 M2 (Kg)
|
2.9 kg
|
Tabel 3. Hasil
Panen Tanaman Petsai dari praktikum ( KL ) manajemen usaha tanaman hortikultura
:
No
|
Penelitian
|
Sampel..
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
1
|
Tinggi Tanaman (Cm)
|
9
|
15
|
20
|
16
|
21
|
2
|
Jumlah Daun ( Helai )
|
10
|
12
|
11
|
12
|
16
|
3
|
Hasil Panen/6 M2 (Kg)
|
0 Kg (Gagal)
|
Tabel 4. Hasil
Panen Tanaman Semangka dari praktikum ( KL ) manajemen usaha tanaman
hortikultura :
No
|
Penelitian
|
Sampel..
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
1
|
Tinggi Tanaman (Cm)
|
106
|
54
|
107
|
67
|
180
|
2
|
Jumlah Daun ( Helai )
|
10
|
20
|
18
|
17
|
65
|
3
|
Hasil Panen/6 M2 (Kg)
|
0 Kg (Gagal)
|
Tabel 5. Hasil
Panen Tanaman Terung dari praktikum ( KL ) manajemen usaha tanaman hortikultura
:
No
|
Penelitian
|
Sampel..
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
1
|
Tinggi Tanaman (Cm)
|
44
|
30
|
41
|
45
|
48
|
2
|
Jumlah Daun ( Helai )
|
14
|
15
|
8
|
21
|
27
|
3
|
Hasil Panen/6 M2 (Kg)
|
0 Kg (Gagal)
|
3.2. Pembahasan
Dari
hasil budidaya di atas bahwa kualitas masing-masing komoditi sangat tidak baik,
hal ini di sebabkan :
1.
Kurangnya pemeliharaaan selama masa
budidaya, sehingga memperoleh hasil seperti tabel yang di atas. hama dan penyakit sangat mudah untuk menyerang
tanaman tersebut. Dan juga gulma pum banyak yang dibiarkan sehingga kita pun
sulit untuk melihat tanaman yang kita tanam karena tingginya gulma.
Pemeliharaan ini sangat-sangat mempengaruhi hasil, makanya dalam budidaya harus
diperhatikan di bagian pemeliharaan.
2.
Cuaca atau lingkungan yang kurang
mendukung, selama budidaya cuaca sering hujan, bisa dikatakan hampir setiap
harinya hujan, sehingga tanaman pun ada yang tergenang oleh air. Karena
kurangnya pemeliharaan air yang tergenang pun dibiarkan tidak adanya inisiatif
dari mahasiswa untuk pemeliharaan diluar jam kuliah.
3.
Kurangnya waktu untuk pemelihraan atau
keterbatasan waktu, selama budidaya waktu praktikum hanya di lakukan saat
kuliah, seperti yang telah tertulis di poin nomor 2 diatas, tidak adanya
inisiatif dalam pemeliharaan tanaman diluar jam kuliah.
4.
Ada kemungkinan bibit atau benih yang
digunakan tidak berkualitas, karena bibit juga sangat mempengaruhi hasil.
5.
Saluran draenase yang tidak di pelihara
dengan baik, sehingga mengakibatkan kebanjiran atau tergenangnya tanaman.
IV.
KESIMPULAN
DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Dari hasil dan
pembahasan di atas dapat kita ambil kesimpulan yaitu dalam budidaya tanaman
hortikultura pemilihan bibit harus di perhatikan dan butuhnya pemeliharaan yang
sangat baik, apalagi di cuaca yang sangat tidak mendukung seperti musim hujan,
walaupun tanaman hortikultura sangat membutuhkan air, pada saat musim hujan
tanaman pun banyak yang kelebihan air sehingga tergenangnya tanaman oleh air
hujan tersebut.
4.2. Saran
ü Pemeliharaan
harus sangat baik atau harus ditingkatkan dalam budidaya tanaman hortikultura
apa lagi pada saat cuaca yang tidak mendukung.
ü Jadwal
kuliah disesuaikan dengan apa yang dibutuhkan tanaman, untuk meminimalisir
kerugian
ü Pemilihan
bibit atau benih harus hati-hati, jangan asal pilih.
ü Harus
ada inisiatif mahasiswa dalam pemeliharaan.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen
Pertanian. 2006. Pedoman budidaya sayuran yang terbaik. Departemen pertanian.
Jakarta
Nazarudin. 1995.
Budidaya dan pengaturan panen sayuran dataran rendah. Penebar swadaya. Jakarta
Rahardi, F.
1993. Agribisnis Tanaman Sayuran. Penebar swadaya. jakarta
No name. 2007. http://
teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-bawang-merah.html
LAMPIRAN