Sabtu, 11 Januari 2014

Laporan Elvin Suryana



I.                   PENDAHULUAN
1.1.  Latar belakang
1.1.1. Tanaman Bawang Merah (Allium cepa)
Gambar 1. Bawang Merah
Klasifikasi :
          Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
            Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
              Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
                 Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                     Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
                     Sub Kelas: Liliidae
                        Ordo: Liliales
                           Famili: Liliaceae (suku bawang-bawangan)
                             Genus: Allium
                               Spesies: Allium cepa var. aggregatum L.

Bawang merah (Allium cepa) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Agar sukses budidaya bawang merah kita dihadapkan dengan berbagai masalah (resiko) di lapangan. Diantaranya cara budidaya, serangan hama dan penyakit, kekurangan unsur mikro, dll yang menyebabkan produksi menurun. Memperhatikan hal tersebut, PT. NATURAL NUSANTARA berupaya membantu penyelesaian permasalahan tersebut. Salah satunya dengan peningkatan produksi bawang merah secara kuantitas, kualitas dan kelestarian ( K - 3 ), sehingga petani dapat berkarya dan berkompetisi di era perdagangan bebas.

1.1.2. Tanaman Terung ( Solanum melongena L )
Gambar 2. Tanaman Terung
Klasifikasi :
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                 Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
                     Sub Kelas: Asteridae
                         Ordo: Solanales
                             Famili: Solanaceae (suku terung-terungan)
                                 Genus: Solanum
                                     Spesies: Solanum melongena L.
Prospek budidaya tanaman terong makin baik untuk dikelola secara intensif dan komersial dalam skala agribisnis, namun hasil rata-ratanya masih rendah. Hal ini disebabkan bentuk kultur budidaya yang masih sampingan, belum memadainya informasi teknik budidaya di tingkat petani.
PT. Natural Nusantara berusaha memberi alternatife solusi bagaimana teknik budidaya terong sehingga tercapai peningkatan produksi secara K-3, yaitu Kuantitas, Kualitas dan Kelestarian lingkungan.

1.1.3.  Tanaman Semangka (Citrullus lanatus (Thunb.) Matsum )
Gambar 3. Semangka
Klasifikasi :
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                 Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
                     Sub Kelas: Dilleniidae
                         Ordo: Violales
                             Famili: Cucurbitaceae (suku labu-labuan)
                                 Genus: Citrullus
                                     Spesies: Citrullus lanatus (Thunb.) Matsum.
Tingkat dan kualitas produksi semangka di Indonesia masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan antara lain karena tanah yang keras, miskin unsur hara dan hormon, pemupukan yang tidak berimbang, serangan hama dan penyakit tanaman, pengaruh cuaca /iklim, serta teknis budidaya petani. PT. Natural Nusantara berupaya membantu petani dalam peningkatan produksi secara Kuantitas dan Kualitas dengan tetap memelihara Kelestarian lingkungan (Aspek K-3).

1.1.4.  Tanaman Petsai (Brassica chinensis L)
Gambar 4. Petsai

Klasifikasi :
       Divisi : Spermatophyta
          Kelas: Angiospermae
            Sub Kelas : Dicotyledonae
              Ordo : Papavorales
                 Famili: Cruciferae atau Brassicaceae
                   Genus : Brassica
                     Spesies: Brassica chinensis L. atau B.campestris var. Chinensis
Petsai merupakan tanaman sayuran daun dari keluarga Cruciferae yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan cocok untuk dikembangkan di daerah sub tropis maupun tropis. Petsai diduga berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur. Tanaman ini telah dibudidayakan sejak 2.500 tahun yang lalu, kemudian menyebar ke Philipina dan Taiwan.

1.1.5.  Tanaman Buncis (Phaseolus vulgaris L. )
Gambar 5. Buncis
Klasifikasi :
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                 Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
                     Sub Kelas: Rosidae
                         Ordo: Fabales
                             Famili: Fabaceae (suku polong-polongan)
                                 Genus: Phaseolus
                                     Spesies: Phaseolus vulgaris L.

Buncis (dari bahasa Belanda, boontjes, Phaseolus vulgaris L.) merupakan sejenis polong-polongan yang dapat dimakan. Buah, biji, dan daunnya dimanfaatkan orang sebagai sayuran. Sayuran ini kaya dengan kandungan protein. Ia dipercaya berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan.
Buncis adalah sayur yang kaya dengan protein dan vitamin ini membantu menurunkan tekanan darah serta mengawal metabolisme gula dalam darah dan amat sesuai dimakan oleh mereka yang mengidap penyakit diabetes atau hipertensi. Kandungan serat dan enzim yang tinggi dapat membantu penurunan berat badan. Kacang buncis tumbuh melilit, mempunyai akar tunggang dan sisi yang panjang dan memerlukan tiang untuk memanjat.


1.2.  Tujuan



















II.      METODE PELAKSANAAN
2.1.  Waktu dan tempat
2.1.1.      Waktu
Waktu Kuliah Lapangan Manajemen Usaha Tanaman Hortikultura Yaitu dari Minggu 1 – Minggu Ke 13.
2.1.2.      Tempat
Di Kebun Percobaan Politani Negeri Payakumbuh.
2.2.  Bahan dan alat
No
Bahan
Alat
1
Benih Kubis/Petsai
Cangkul
2
Benih Semangka
Keranjang sampah
3
Curater 3G
garu
4
Pupuk Kandang
Meteran
5
Bambu Gelondongan
Kored
6
Jerami Padi/Karung goni
Gembor
7
Lahan Persemaian
Parang
8
Daun Kelapa
Palu
9
Tali Rafia dan paku
Gergaji
10
Plastik bumbungan
Bambu atau papan
11
Benih buncis
Ajir bambu
12
Bibit bawang merah
Pisau
13
Bbibit terung
Timbangan
14
Bibit kubis/petsai
Seed bag/ nampan plastik/ember
15
Bibit semangka
tugal
16
Kantong plastik
Knapsack sprayer/ hand sprayer
17
Pupuk urea, SP-36 dan KCL
Sigmat/jangka sorong
18
Tanaman dilapangan
Gunting stek
19
Fungisida Dithane M-45
Timbangan
20
Insektisida
Spidol permanen
21
Curacron 50 EC atau Tiodan
Kantong kresek
22
Tanaman yang sudah kriteria panen

23
Ketiding bambu

24
Ember

25
Karung

26
Kertas koran

27
Karet, dll


2.3. Pelaksanaan
2.3.1. Persemaian
2.3.1.1. Persemaian Langsung Pada Bumbungan
v  Rendam benih dengan air selama satu hari, kemudian dimasukan kedalam kain yang sudah dibasahi dan ditempatkan diruangan  gelap selama 2-3 hari. Siram benih setiap hari agar tidak kering.
v  Siapkan media semai berupa campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 dimana sebelumnya tanah dan pupuk kandang sudah digemburkan, dihaluskan, dan dibersihkan dari kotoran ataupun tanaman lainnya. Campur media sampai merata.
v  Isikan media kedalam wadah bumbungan (plastik, daun pisang, potongan , paralon, potongan bambu, dll). Ukuran bumbungan yang umumnya digunakan adalah tingginya 7-8 cm, diameter 6-7 cm.
v  Susun wadah bumbungan yang sudah disi media tanam, dibawah naungan persemaian secara teratur dan siram media sampai lembab.
v  Semaikan benih yang sudah disiapkan pada media bumbungan, satu benih untuk bumbungan. Penyemaian benih dilakukan dengan cara membuat lubang kecil pada bumbungan, semaikan benih didalamnya lalu ditutup dengan selapis tanah halus.
v  Lakukan pemeliharaan benih terutama penyiraman setiap hari (pagi atau sore hari), penyiangan danengendalian hama serta penyakit sampai bibit bisa dpindahkan ke lapangan.

2.3.2. Penyiapan lahan tanam
v  Tanah untuk budidaya sayuran dan tanaman buah semusim diolah sebanyak 3 kali, pertama dengan traktor, kedua dengan garu, dan terakhir dibuat bedengan-bedengan.  Pengolahan tanah I dan II ( mentraktor dan menggaru dilakukan oleh UPT Farm Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh ).
v   Lakukan pengolahan tanah ketiga yaitu membuat bedengan.  Ukur lahan yang akan diolah yaitu dengan ukuran 1,0 x 6,0 meter sebanyak 5 ( lima ) bednegan den jarak antar bedengan 0,5 meter.  Bersihkan dan gemburkan lahan tersebut kemudian naikkan tanah antar bedengan keatas bedengan.
v   Ratakan tanah pada permukaan bedengan dan bersihkan dari gulma dan sisa-sisa tanaman yang masih tertinggal.
v   Kalau derajad keasaman tanah rendah ( pH < 6 ) tambahkan kapur untuk menaikkan pH tanahnya.
v   Tambahkan pupuk organik yang sudah matang pada permukaan bedengan dengan dosis 20 ton/ha ( 2Kg/m2 ) lalu diaduk rata dengan tanah.
v   Ratakan kembali permukaan bedengan dan perbaiki saluran draenase sehingga saluran draenase tersebut dapat berfungsi sebagaimana mestinya ( sesuai dengan kemiringan lahan ).
v   Hitung dan catat waktu yang dipergunakan untuk penyiapan lahan tanaman ini dari awal sampai akhir.

2.3.3. Penanaman
v   Penanaman Buah Semusim ( Semangka )
o  Ratakan permukaan bedengan denga garu sambil membersihkan permukaan bedengan dari sisa-sisa tanaman dan gulma serta sekaligus meratakan pencampuran pupuk kandang pada bedengan.
o  Siram bedengan sampai lembab jika tanahnya kering.
o  Buat lubang tanam dengan jarak (75-80) cm x 100 cm pada bedengan yang sudah disiapkan.
o  Tambahkan bibit pada lubang tanam yang sudah disiapkan, satu bibit per lubang tanam dan sebelum bibit ditanam, plastik bumbungan dilepas secara hati-hati agar media semai tidak pecah.
o  Padatkan tanah disekitar perakaran dengan cara menekan tanah condong kearah akar dan lakukan penyiraman.
o  Hitung waktu yang diperlukan untuk penanaman semangka diatas.


v   Penanaman Buncis
o  Ratakan permukaan bedengan dengan garu sambil membersihkan permukaan bedengan dari sisa-sisa tanaman dan gulma serta sekaligus meratakan pencampuran pupuk kandang.
o  Seleksi benih dengan cara memilih benih yang berbentuk dan ukurannya normal, tidak kisut, dan tidak terserang hama dan penyakit.
o  Buat lubang tanam dengan tugal dengan jarak tanam ( 25 x 60 ) cm sedalam 2 – 3 cm, tanamkan dua benih pada masing-masing lubang tanam, lalu ditutup dengan tanah tipis.
o  Timbang pupuk dengan dosis 60 gram Urea/6 m2, 120 gram TSP/6 m2, 60 gram KCL/6 m2.  Urea hanya diberikan ½ dosis pada waktu tanam dan ½ dosis lagi diberikan sebagai pupuk susulan pada umur 3 minggu setelah tanam.
o  Buat alur pupuk dikiri dan kanan tanaman dengan jarak 5 -7 cm dari alur tanam, sebarkan pupuk secara merata pada alur tanam, dan tutup kembali dengan tanah.
o  Lakukan penyiraman pada pagi atau sore hari jika hari tidak hujan.
o  Hitung waktu yang diperlukan untuk penanaman buncis diatas.

v   Penanaman Bawang Merah
o  Ratakan permukaan bedengan dengan garu sambil membersihkan permukaan bedengan dari sisa-sisa tanaman dan gulma serta sekaligus meratakan pencampuran pupuk kandang.
o  Bersihkan bibit bawang merah dan potong ujung umbi bibit setinggi ¼ - 1/5 tinggi bibit, kering anginkan, kemudian rendam dalam larutan fungisida (Dithane M-45 dosis 2 gram/liter) selama 30 menit.
o  Buat larikan (alur tanam) dengan jarak (20 x 20) cm.
o  Tanam bibit bawang merah pada alur tanam, dan berkas potongan bibit berada diatas permukaan tanah.  Padatkan pangkal bibit agar menyatu dengan tanah.
o  Timbang pupuk dengan dosis 240 gram Urea/6 m2, 120 gram TSP/6 m2, 60 gram KCL/6 m2.  Urea hanya diberikan ½ dosis pada waktu tanam dan ½ dosis lagi diberikan sebagai pupuk susulan pada umur 3 minggu setelah tanam.
o  Buat alur pupuk dikiri dan kanan tanaman dengan jarak 5 -7 cm dari alur tanam, sebarkan pupuk secara merata pada alur tanam, dan tutup kembali dengan tanah.
o  Hitung waktu yang diperlukan untuk penanaman bawang diatas.
                                 
v   Penanaman Terung
o  Buat lubang tanam seukuran mata cangkul dengan jarak (60 x 50) cm.
o  Berikan pupuk kandang pada masing-masing lobang tanam denga dosis ± ½ kg / lubang tanam dan aduk rata dengan tanah disekitar lubang tanam.
o  Ratakan kembali permukaan tanah dan buat lubang kecil seukuran bumbungan bibit.
o  Lepaskan wadah bumbungan dengan hati-hati dan usahakan media bumbungan tidak pecah, lalu tanam bibita pada lubang taam yang sudah disediakan sampai batas leher akar, tekan tanah condong kearah akar.
o  Berikan pupuk buatan secara melingkar dengan dosis 60 Urea/ 6 m2, 120 TSP/ 6 m2, 60 KCL/ 6 m2, dan tutup pupuk dengan tanah.
o  Hitung waktu yang diperlukan untuk penanaman Terung diatas.

v  Penanam Petsai
o  Buat lubang tanam seukuran mata cangkul dengan jarak (40 x 30) cm.
o  Berikan pupuk kandang pada masing-masing lobang tanam denga dosis ± ½ kg / lubang tanam dan aduk rata dengan tanah disekitar lubang tanam.
o  Ratakan kembali permukaan tanah dan buat lubang kecil seukuran bumbungan bibit.
o  Lepaskan wadah bumbungan dengan hati-hati dan usahakan media bumbungan tidak pecah, lalu tanam bibita pada lubang taam yang sudah disediakan sampai batas leher akar, tekan tanah condong kearah akar.
o  Berikan pupuk buatan secara melingkar dengan dosis 120 Urea/ 6 m2, 60 TSP/ 6 m2, 30 KCL/ 6 m2, dan tutup pupuk dengan tanah.
o  Hitung waktu yang diperlukan untuk penanaman Terung diatas.





2.3.4. Pemeliharaan
Praktek Pertama :
v  Penyiraman
Ø Pada umumnya hortikultura khususnya sayuran membtuhkan banyak air untuk pertumbuhannya.  Untuk itu lakukan penyiraman setiap hari jika tidak ada hujan atau tergantung pada keadaan tanah.
Ø Jika tanahnyakering ( jari tidak basah jika ditekan pada tanah ), menandakan tanahnya kering dan perlu dilakukan penyiraman.
Ø Pada awal penanaman lakukan penyiraman pada pagi atau sore hari jika hari tidak hujan.
v  Penyulaman
Ø Agar populasi tanaman dilapangan tidak berkurang akibat adanya benih/bibit yang tidak tumbuh baik dan normal, lakukan penyulaman paling lambat satu minggu setelah tanam engan benih/bibit sama dengan penanaman sebelumnya.
Ø Tanaman yang disulam adalah yang tidak tumbuh/mati, yang tumbuhnya tidak normal, atau yang terserang oleh hama dan penyakit.  Jika penyulaman terlambat dilakukan (lebih dari satu minggu), biasanya pertumbuhan terhambat sehingga pertumbuhan tanaman dilapangan menjadi tidak homogen/seragam yang akan mengakibatka hasil rendah.
v  Penyiangan
o  Lakukan penyiangan untuk menghindari persaingan dengan gulma atau tumbuhan pengganggu
o  Penyiangan pertama dilakukan pada umu 2-3 minggu setelah tanam, penyiangan kedua dilakukan pada umur 4 minggu seteah tanam.
o  Penyianan dilakukan dengan tangan, kored, atau cangkul tergantung pada pertumbuhan gulma.  Gulma yang sudah disiang dibuang keluar lahan penanaman.
v  Pemupukan Susulan
·      Pemupukan pertama biasanya dilakukan pada saat tanam dengan dosis 1/3 -1/2 bagian unsur nitrogen urea,za,dll) ½ atau keseluruhan unsur phosfor  (TSP,SP 36,dll),dan kalium (KCL),tergantung jenis tanaman yang ditanam.
·      Pemupukan susulan pertama dilakukan pada umur 2-4 minggu setelah tanam dengan dosis 1/3-1/2 dosis unsur nitrogen dan ½ dosis phosfor,dan ½ dosis KCL.
·      Pemupukan sususlan kedua adalah dengan memberikan 1/3 dosis nitrogen yang diberikan pada umur satu – dua bulan setelah tanam.
·      Pupuk diberikan dengan cara tugal,larikan atau melingkar sekeliling tanaman dengan jarak 7-10 cm dari pangkal batang dan dalam larikan pupuk 7-10 cm.setelah pupuk diberikan,larikan pupuk ditutup kembali dengan tanah.
·      Dosis pupuk untuk masing-masing komoditas adalah sebagai berikut (kwintal/ha).
Komoditas
Urea (Kwintal/ha)
TSP (Kwintal/ha)
KCL (Kwintal/ha)
Kubis/petsai
2.0
1.0
0.5
Buncis
1.0
2.0
1.0
Bawang merah
3.0
2.0
1.0
Terung
2.0
3.0
1.0
Semangka




·      Untuk membantu pertumbuhan tanaman,bisa juga diberikan pupuk pelengkap cair (PPC) dengan dosis 2-3 gram/liter air yang disemprotkan pada tanaman sesuai dengan anjuran.

v  Pembumbunan
·      Setelah penyiangan lakukan pembumbunan tanaman dengan cara menarik atau menaikkan tanah pada pangkal batang tanaman.pembumbunan ini sekaligus menimbun akar-akar adventif yang ada pada pangkal batang sehingga tanaman menjadi kuat tumbuhnya.
·      Sebaiknya pembumbunan ini dilakukan selesai penyiangan dan pemupukan susulan,sekaligus bisa menutup pupuk yang telah diberikan.

v  Pengendalian Hama dan Penyakit
·      Sebelum dilakukan pengendalian hama dan penyakit,perhatikan terlebih dahulu tanamannya apakah tanaman ada yang terserang,terserang ringan,atau terserang berat.
·      Jika tanaman terserang ringan,lakukan pengendalian secara manual atau secara mekanis.
·      Jika tanaman terserang berat oleh hama dan penyakit,lakukan pengendalian dengan menggunakan insektisida atau fungisida,dimana zat yang digunakan tergantung jenis gangguan  pada tanaman.dosis insektisida atau fungisida yang digunakan sesuai dengan dosis anjuran,dengan interval penyemprotan dua kali seminggu.dengan demikian,pengendalian hama dan penyakit ini juga harus dilakukan diluar jam praktikum.

Praktek Kedua:
Praktek pemeliharaan kedua dilakukan pada umur empat minggu setelah tanam.kegiatan pemeliharaan yang dilakukan adalah sebagai berikut :


v  Penyiraman
ü Umumnya tanaman hortikultura khususnya sayuran membutuhkan banyak air untuk pertumbuhannya.untuk itu lakukan penyiraman setiap hari jika tidak ada hujan atau tergantung pada keadaan tanah.
ü Jika tanahnya kering (jari tidak basah jika ditekankan pada tanah),menandakan tanahnya kering dan perlu lakukan penyiraman.
ü Pada awal pertumbuhan tanaman,lakukan penyiraman pada pagi atau sore hari jika tidak hujan.

v  Penyiangan
ü Lakukan penyiangan untuk menghindari persaingan dengan gulma atau tumbuhan pengganggu.
ü Penyiangan kedua dilakukan pada umur 4 minggu setelah tanam.
ü Penyiangan dilakukan dengan tangan,kored,atau cangkul tergantung pada pertumbuhan gulma.gulma yang sudah disiang dibuang keluar lahan penanaman

v  Pemupukan Susulan
ü Pemupukan susulan kedua yang dilakukan adalah pemberian pupuk nitrogen dengan dosis 1/3 dosis anjuran.
ü Pupuk diberikan dengan cara tugal,larikan atau melingkar sekeliling tanaman dengan jarak 7-10 cm dari pangkal batang dan dalam larikan pupuk 7-10 cm.setelah pupuk diberikan,larikan pupuk ditutup kembali dengan tanah.
ü Untuk membantu pertumbuhan tanaman,bisa juga diberikan pupuk pelengkap cair (PPC) dengan dosis 2-3 gram/liter air yang disemprotkan pada tanaman sesuai dengan anjuran.
ü  
v  Pembumbunan
ü Setelah penyiangan lakukan pembumbunan tanaman dengan cara menarik atau menaikkan tanah pada pangkal batang tanaman.pembumbunan ini sekaligus menimbun akar-akar adventif yang ada pada pangkal batang sehingga tanaman menjadi kuat tumbuhnya.
ü Sebaiknya pembumbunan ini dilakukan selesai penyiangan dan pemupukan susulan, sekaligus bisa menutup pupuk yang telah diberikan.

v  Pengendalian hama dan penyakit
ü Sebelum dilakukan pengendalian hama dan penyakit, perhatikan terlebih dahulu tanamannya apakah tanaman ada yang terserang, terserang ringan,  atau terserang berat.
ü Jika tanaman terserang ringan,lakukan pengendalian secara manual atau secara mekanis.
ü Jika tanaman terserang berat oleh hama dan penyakit, lakukan pengendalian dengan menggunakan insektisida atau fungisida, dimana zat yang digunakan tergantung  jenis gangguan pada tanaman.  dosis insektisida dan fungisida yang digunakan sesuai dengan dosis anjuran, dengan interval penyemprotan dua kali seminggu.  Dengan demikian, pengendalian hama dan penyakit ini juga harus dilakukan diluar jam praktikum.

v  Pengamatan Pertumbuhan Tanaman
ü Lakukan pengamatan pertumbuhan tanaman sesuai dengan parameter.
ü Isikan data yang didapat pada tabel pengamatan sesuai dengan jenis komoditinnya.
ü Analisa data pertumbuhan tanaman yang diperoleh dan bandingkan dengan literatur yang ada.

2.3.5        Panen dan Pasca Panen
v  Bawang Merah
Ø Penanganan tanaman bawang merah saudara,sudah berapa persen yang memenuhi kriteria panen.
Ø Lakukan panen dengan cara mencabut tanaman rumpun demi rumpun,buang tanah yang melekat pada umbi dengan cara digerak-gerakkan sambil dibantu dengan tanga.
Ø Kumpulkan umbi yang sudah dipanen,ikat beberapa rumpun umbi menjadi satu ikatan,kemudian gantungkan pada para-para atau dijemur diatas tikar pandan atau semen.
Ø Keringkan umbi sampai mencapai kadar air 80-85 % atau mencapai susut bobot 15-20 %.

v  Buncis
Ø Lakukan panen polong muda kacang buncis dengan kriteria panen : Ukuran polong sudah maksimal,polong berwarna hijau dan belum berserat.
Ø Cara panen dengan memutar bagian pangkal polong sehingga polong terlepas dari tanamannya.
Ø Kumpulkan polong yang sudah dipanen kemudian timbang untuk mengetahui bobotnya.
Ø Lakukan panen setiap dua hari sekali diluar jam praktikum sampai semua buah habis dipanen.
Ø Hitung hasil dengan cara menjumlahkan bobot polong mulai dari panen pertama sampai panen terakhir.

v  Petsai
Ø Lakukan pemanenan petsai dengan cara memotong bagian di atas tanah dengan pisau yang tajam.lakukan pada tanaman sampel terlebih dahulu kemudian baru dilakukan pada tanaman lainnya.potong daun-daun yang sudah tua yang terdapat pada pangkal tangkai dan sisakan beberapa lembar daun untuk menutupi krop.
Ø Timbang bobot krop tanaman sampel yang sudah dipanen,catat datanya.
Ø Lakukan panen secara bertahap sampai semua tanaman habis dipanen.



v  Terung
Ø Lakukan pemanenan terung dengan cara memotong atau mematahkan tangkai buah secara hati-hati.lakukan pada tanaman sampel terlebih dahulu kemudian baru dilakukan pada tanaman lainnya.tempatkan buah yang sudah dipanen pada tempat yang teduh.
Ø Timbang bobot tanaman sampel yang sudah dipanen,catat datanya.
Ø Lakukan panen secara bertahap sampai semua buah habis dipanen.

v  Semangka
Ø Perhatikan buah semangka apakah sudah memperlihatkan tanda-tanda atau kriteria panen yaitu setelah terjadi perubahan warna pada buah,batang mulai mengecil dan mengering,dan biasannya tanaman telah berumur  ≥ 70 hari atau tergantung keadaan tanaman.
Ø Potong tangkai buah sehingga buah terpisah dari tanamannya.
Ø Timbang bobot masing-masing buah yang sudah dipanen,kemudian hitung bobot buah rata-rata.
Ø Pisahkan buah berdasarkan berat buah (grading)sebagai berikut : kelas A : ≥ 4 kg/buah,kelas B : ± 2-4 kg/buah,dan kelas C : < 2 kg/buah.
Ø Hitung produksi buah semangka perhektar sebagai berikut : Produksi = populasi/ha x jumlah buah/tanaman x berat buah rata-rata.









III.   HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.  Hasil


Tabel 1. Hasil Panen Tanaman Bawang dari praktikum ( KL ) manajemen usaha tanaman hortikultura :

No
Penelitian
Sampel..
1
2
3
4
5
1
Tinggi Tanaman (Cm)
34
42
23
36
35
2
Jumlah Daun ( Helai )
17
33
18
20
20
3
Hasil Panen/6 M2 (Kg)
2.9 kg


Tabel 2. Hasil Panen Tanaman Buncis dari praktikum ( KL ) manajemen usaha tanaman hortikultura :

No
Penelitian
Sampel..
1
2
3
4
5
1
Tinggi Tanaman (Cm)
180
185
190
200
195
2
Jumlah Daun ( Helai )
38
24
26
26
29
3
Hasil Panen/6 M2 (Kg)
2.9 kg


Tabel 3. Hasil Panen Tanaman Petsai dari praktikum ( KL ) manajemen usaha tanaman hortikultura :

No
Penelitian
Sampel..
1
2
3
4
5
1
Tinggi Tanaman (Cm)
9
15
20
16
21
2
Jumlah Daun ( Helai )
10
12
11
12
16
3
Hasil Panen/6 M2 (Kg)
0 Kg (Gagal)


Tabel 4. Hasil Panen Tanaman Semangka dari praktikum ( KL ) manajemen usaha tanaman hortikultura :

No
Penelitian
Sampel..
1
2
3
4
5
1
Tinggi Tanaman (Cm)
106
54
107
67
180
2
Jumlah Daun ( Helai )
10
20
18
17
65
3
Hasil Panen/6 M2 (Kg)
0 Kg (Gagal)

Tabel 5. Hasil Panen Tanaman Terung dari praktikum ( KL ) manajemen usaha tanaman hortikultura :

No
Penelitian
Sampel..
1
2
3
4
5
1
Tinggi Tanaman (Cm)
44
30
41
45
48
2
Jumlah Daun ( Helai )
14
15
8
21
27
3
Hasil Panen/6 M2 (Kg)
0 Kg (Gagal)

3.2.  Pembahasan
Dari hasil budidaya di atas bahwa kualitas masing-masing komoditi sangat tidak baik, hal ini di sebabkan :
1.             Kurangnya pemeliharaaan selama masa budidaya, sehingga memperoleh hasil seperti tabel yang di atas.  hama dan penyakit sangat mudah untuk menyerang tanaman tersebut. Dan juga gulma pum banyak yang dibiarkan sehingga kita pun sulit untuk melihat tanaman yang kita tanam karena tingginya gulma. Pemeliharaan ini sangat-sangat mempengaruhi hasil, makanya dalam budidaya harus diperhatikan di bagian pemeliharaan.
2.             Cuaca atau lingkungan yang kurang mendukung, selama budidaya cuaca sering hujan, bisa dikatakan hampir setiap harinya hujan, sehingga tanaman pun ada yang tergenang oleh air. Karena kurangnya pemeliharaan air yang tergenang pun dibiarkan tidak adanya inisiatif dari mahasiswa untuk pemeliharaan diluar jam kuliah.
3.             Kurangnya waktu untuk pemelihraan atau keterbatasan waktu, selama budidaya waktu praktikum hanya di lakukan saat kuliah, seperti yang telah tertulis di poin nomor 2 diatas, tidak adanya inisiatif dalam pemeliharaan tanaman diluar jam kuliah.
4.             Ada kemungkinan bibit atau benih yang digunakan tidak berkualitas, karena bibit juga sangat mempengaruhi hasil.
5.             Saluran draenase yang tidak di pelihara dengan baik, sehingga mengakibatkan kebanjiran atau tergenangnya tanaman.












IV.   KESIMPULAN DAN SARAN
4.1.  Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan di atas dapat kita ambil kesimpulan yaitu dalam budidaya tanaman hortikultura pemilihan bibit harus di perhatikan dan butuhnya pemeliharaan yang sangat baik, apalagi di cuaca yang sangat tidak mendukung seperti musim hujan, walaupun tanaman hortikultura sangat membutuhkan air, pada saat musim hujan tanaman pun banyak yang kelebihan air sehingga tergenangnya tanaman oleh air hujan tersebut.

4.2.  Saran
ü  Pemeliharaan harus sangat baik atau harus ditingkatkan dalam budidaya tanaman hortikultura apa lagi pada saat cuaca yang tidak mendukung.
ü  Jadwal kuliah disesuaikan dengan apa yang dibutuhkan tanaman, untuk meminimalisir kerugian
ü  Pemilihan bibit atau benih harus hati-hati, jangan asal pilih.
ü  Harus ada inisiatif mahasiswa dalam pemeliharaan.







DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pertanian. 2006. Pedoman budidaya sayuran yang terbaik. Departemen pertanian. Jakarta

Nazarudin. 1995. Budidaya dan pengaturan panen sayuran dataran rendah. Penebar swadaya. Jakarta

Rahardi, F. 1993. Agribisnis Tanaman Sayuran. Penebar swadaya. jakarta

No name. 2007. http:// teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-bawang-merah.html













LAMPIRAN